Cara Memilih Reksa Dana: Panduan Lengkap (2023)

Dalam memilih reksa dana, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan, seperti tujuan investasi, jangka waktu, dan besarnya dana yang Anda miliki.

Karena reksa dana terbagi dalam berbagai jenis, seperti reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran.

Anda perlu memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan tujuan investasi Anda.

Sebagai contoh, jika tujuan Anda adalah untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek, maka reksa dana saham adalah pilihan yang tepat.

Namun, jika tujuan Anda adalah untuk mendapatkan pendapatan yang stabil dalam jangka panjang, maka reksa dana pendapatan tetap adalah pilihan yang tepat.

Apa itu Reksa Dana?

Reksa dana (mutual fund) adalah sebuah wadah untuk menempatkan dan mengelola dana yang dibutuhkan oleh sekelompok orang atau badan usaha.

Wadah ini biasanya dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen investasi, yang akan menempatkan dan mengelola dana para investor.

Panduan Memilih Reksa Dana Terbaik

cara-memilih-reksa-dana-terbaik_image

Waktu yang tepat untuk berinvestasi reksa dana adalah sekarang.

Dengan nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat, tabungan di bank pun terasa tidak aman lagi.

Salah satu pilihan investasi yang menarik perhatian masyarakat Indonesia adalah reksa dana.

Reksa dana adalah salah satu bentuk investasi pasif dengan cara menitipkan dana kepada manajer investasi yang akan mengalokasikannya ke dalam berbagai instrumen investasi seperti saham atau obligasi.

Namun, bagaimana memilih reksa dana yang tepat?

1. Tentukan tujuan investasi

Tentukan terlebih dahulu apa tujuan Anda dalam berinvestasi.

Hal ini akan membantu Anda dalam menentukan jenis reksa dana yang sesuai dengan tujuan Anda.

Reksa dana dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.

2. Pahami konsep dasar Reksa Dana

Setelah menentukan tujuan investasi, selanjutnya Anda perlu memahami konsep dasar reksa dana.

Reksa dana adalah wadah untuk menginvestasikan dana yang dikelola oleh manajer investasi.

Manajer investasi akan mengalokasikan dana yang dikelola ke dalam berbagai instrumen investasi, seperti saham, obligasi, dan deposito.

3. Cari tahu tentang Manajer Investasi

Manajer investasi adalah perusahaan atau institusi yang mengelola reksa dana.

Oleh karena itu, sebelum memilih reksa dana, sebaiknya Anda mencari tahu terlebih dahulu tentang manajer investasi.

Cari tahu seberapa lama manajer investasi beroperasi, bagaimana track record-nya, dan apakah ada masalah hukum yang sedang dialaminya.

4. Perhatikan biaya

Ketika berinvestasi melalui reksa dana, Anda akan dikenakan biaya seperti biaya pembagian, biaya pengelolaan, dan biaya transaksi.

Oleh karena itu, perhatikan seberapa besar biaya yang dikenakan sebelum memilih reksa dana.

Jangan memilih reksa dana dengan biaya yang terlalu tinggi karena akan mengurangi return investasi Anda.

5. Perlakukan Reksa Dana sebagai investasi jangka panjang

Reksa dana bukanlah investasi jangka pendek.

Oleh karena itu, sebelum memilih reksa dana, pastikan Anda memiliki dana yang cukup untuk menginvestasikannya dalam jangka waktu yang lama.

Jangan menginvestasikan dana yang Anda butuhkan dalam waktu dekat karena reksa dana memiliki risiko yang tinggi.

Memilih Reksa Dana yang Aman

reksa-dana-aman-image

Dalam melakukan investasi, sebagian orang menyukai reksa dana karena relatif lebih mudah dari pada memilih saham secara individual.

Baca:  Investasi Apa yang Cocok untuk Pemula? (Ini Jawabannya)

Apalagi, ada banyak sekali jenis dan manajer reksa dana yang bisa dipilih sesuai dengan gaya dan tujuan investasinya masing-masing.

Oleh karena itu, memilih reksa dana yang tepat juga sangat penting agar tujuan finansial Anda tercapai.

Reksa Dana dengan Potensi Kerugian Terkecil

Dalam melakukan investasi, para investor pastinya berharap mendapatkan keuntungan.

Namun sebagai investor, kita juga harus bersiap untuk menghadapi potensi kerugian.

Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, kita harus mengetahui potensi kerugian yang akan kita hadapi.

Berikut adalah beberapa tips untuk mengetahui reksa dana dengan potensi kerugian yang minim:

1. Pilihlah Reksa Dana dengan Kinerja yang Bagus

Satu-satunya cara untuk mengetahui sebuah Reksa Dana memiliki potensi kerugian terkecil adalah dengan melihat kinerjanya.

Kinerja merupakan hasil investasi yang telah dicapai oleh sebuah Reksa Dana dalam periode tertentu.

Perhatikan seberapa sering sebuah Reksa Dana mengalami kerugian dalam kurun waktu tertentu.

Jika selama 3 tahun berturut-turut sebuah Reksa Dana selalu merugi, maka potensi kerugian yang akan Anda hadapi juga cukup besar.

Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, pastikan untuk melihat kinerja Reksa Dana terlebih dahulu.

2. Perhatikan Kondisi Pasar

Kondisi pasar saham juga sangat berpengaruh terhadap potensi kerugian sebuah Reksa Dana.

Jika kondisi pasar sedang bearish atau sedang mengalami penurunan, maka seluruh Reksa Dana akan ikut terkena imbasnya dan potensi kerugiannya akan semakin besar.

Oleh karena itu, selain melihat kinerja Reksa Dana, Anda juga harus memperhatikan kondisi pasar saham sebelum berinvestasi.

3. Utamakan Reksa Dana dengan Konsentrasi Kecil

Reksa Dana dengan konsentrasi kecil memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan Reksa Dana dengan konsentrasi besar.

Konsentrasi kecil diartikan sebagai seberapa banyak efek yang dimiliki oleh sebuah Reksa Dana.

Jika sebuah Reksa Dana memiliki konsentrasi kecil, maka risiko kerugian yang akan Anda hadapi juga akan lebih kecil.

Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, pastikan untuk melihat konsentrasi efek yang dimiliki oleh sebuah Reksa Dana.

4. Pilihlah Reksa Dana yang Dikelola oleh Manajer Profesional

Selain melihat faktor-faktor di atas, Anda juga harus memilih Reksa Dana yang dikelola oleh manajer investasi yang profesional.

Manajer investasi yang profesional akan lebih berpengalaman dalam mengelola Reksa Dana dan mengidentifikasi potensi kerugian.

Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, pastikan untuk melihat siapa yang mengelola Reksa Dana tersebut.

5. Pilihlah Reksa Dana yang Mengikuti Prinsip Prudensial

Pada dasarnya, seluruh Reksa Dana di Indonesia harus mengikuti prinsip prudensial.

Prinsip prudensial adalah suatu prinsip yang mengatur bagaimana sebuah Reksa Dana harus dikelola agar tetap aman dan menguntungkan para investor.

Jika sebuah Reksa Dana mengikuti prinsip prudensial, maka potensi kerugian yang akan Anda hadapi akan lebih kecil.

Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, pastikan untuk melihat apakah sebuah Reksa Dana mengikuti prinsip prudensial atau tidak.

Nah, itulah beberapa tips yang dapat Anda gunakan untuk mengetahui Reksa Dana dengan potensi kerugian terkecil.

Selain mengetahui potensi kerugian, Anda juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti kinerja, konsentrasi efek, dan siapa yang mengelola Reksa Dana tersebut.

Cara Memilih Reksa Dana Dengan Biaya Rendah

Inti dari investasi reksa dana adalah menempatkan dana Anda di sekumpulan portofolio efek, seperti saham dan obligasi, yang dipilih oleh manajer investasi.

Baca:  Begini! Perbedaan Reksa Dana dan Deposito

Manajer investasi akan menginvestasikan dana Anda sesuai dengan tujuan investasi Anda.

Ada banyak jenis reksa dana, seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan sebagainya.

1) Biaya reksa dana

Sebagai investor, anda harus mengetahui biaya yang akan dikeluarkan untuk investasi anda.

Hal ini penting, karena biaya merupakan bagian dari investasi anda, sehingga semakin tinggi biaya yang dikeluarkan, semakin berkurang nilai investasi anda.

Biaya yang harus dikeluarkan untuk investasi reksa dana dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Biaya pembelian (front-end load); biaya yang dibebankan ketika Anda membeli reksa dana
  2. Biaya penjualan kembali (back-end load); biaya yang dibebankan ketika Anda menjual reksa dana.

Jenis biaya ini berbeda-beda untuk setiap perusahaan reksa dana.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memilih perusahaan reksa dana dengan biaya pembelian dan penjualan yang rendah.

Selain itu, ada juga beberapa perusahaan yang mengenakan biaya tambahan, seperti biaya manajemen, biaya transaksi, dan biaya pajak.

Pastikan untuk memilih perusahaan reksa dana dengan biaya manajemen yang rendah.

2) Menentukan jenis reksa dana

Setelah Anda menentukan tujuan investasi Anda, selanjutnya Anda perlu menentukan jenis reksa dana yang cocok untuk Anda.

Meskipun ada banyak jenis reksa dana, tidak semuanya sesuai dengan tujuan investasi Anda.

Sebelum memilih reksa dana, sebaiknya Anda mempelajari dulu seluk-beluk investasi reksa dana serta tujuan investasi Anda.

Adapun jenis reksa dana yang cocok untuk investasi jangka panjang adalah reksa dana campuran.

Reksa dana campuran adalah gabungan dari reksa dana saham dan reksa dana obligasi.

Sehingga, jika anda ingin melakukan investasi jangka panjang, maka reksa dana campuran merupakan pilihan yang tepat.

3) Menyiapkan dana investasi

Setelah itu, Anda perlu menyiapkan dana untuk investasi. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi reksa dana berbeda-beda, tergantung pada tujuan investasi Anda.

Jika tujuan investasi Anda adalah untuk jangka panjang, maka Anda perlu menyiapkan dana yang cukup besar.

Hal ini disebabkan karena risiko investasi reksa dana untuk jangka panjang cenderung lebih tinggi dibandingkan investasi reksa dana untuk jangka pendek.

4) Minimal dana investasi

Beberapa perusahaan reksa dana yang menetapkan minimal dana untuk investasi.

Oleh karena itu, sebelum memulai investasi, sebaiknya Anda mengecek dulu syarat dan ketentuan yang berlaku di perusahaan reksa dana yang akan Anda pilih.

Selanjutnya Anda perlu menentukan waktu untuk menjual kembali reksa dana Anda.

Jika tujuan investasi Anda adalah untuk jangka panjang, maka Anda dapat menjual reksa dana Anda setelah beberapa tahun.

Jika tujuan investasi Anda adalah untuk jangka pendek, maka Anda dapat menjual reksa dana Anda setelah beberapa bulan.

Demikian artikel mengenai cara memilih instrumen investasi reksa dana. Semoga bermanfaat!